Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mengajukan kurang lebih 19 skema sertifikasi baru ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Kepala UPT Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UPGRIS, Dr Ir Perdana Afif Luthfy MT menyatakan, pengajuan skema sertifikasi baru itu membuka peluang seluruh lulusan prodi, mendapatkan layanan sertifikasi.
Dengan demikian, ke depannya kompetensi para lulusan diakui oleh negara melalui sertifikasi tersebut. Lulusan dianggap telah melalui sebuah proses akademik maupun nonakademik.
Proses yang dimaksud berkenaan dengan pembelajaran dan magang pada saat perkuliahan maupun ujian kompetensi yang sudah dilalui lulusan.
“Saat ini dalam proses untuk mengaktifkan lembaga sertifikasi profesinya. Kami berharap tahun ajaran depan sudah bisa terimplementasi,” ujarnya di kampus tersebut, Rabu 16 Agustus 2023.
Sertifikasi ini juga menunjukkan mahasiswa telah mengikuti pelatihan dan berhasil lulus dalam bidang tertentu.
Sehingga akan meningkatkan daya tarik mereka bagi perusahaan atau organisasi yang mencari kandidat dengan kemampuan khusus.
“SDM sekarang harus sesuai dengan tren kompetensi yang kekinian dan dibutuhkan di dunia kerja. Sehingga mereka dituntut bisa menembus pasar kerja,” ujarnya.
Skema sertifikasi baru itu secara simbolis diserahkan kepada Rektor UPGRIS Dr Sri Suciati MHum. Pada momen yang sama, rektor juga menerima hasil kerja tim penyelarasan MKU Bahasa Inggris dengan Tes EAP.
Menurut rektor, upaya tersebut bagian dari pemenuhan tuntutan lulusan yang makin tinggi. Terlebih, sertifikat kompetensi kini menjadi salah satu barometer kualitas lulusan.
Rektor menambahkan, kampus tersebut kini memiliki 24 skema sertifikasi. Sebelumnya lima skema sertifikasi lebih dulu dimiliki UPGRIS dan sudah diimplementasikan mulai tahun ajaran lalu.